LAJU PERTUMBUHAN PDB (LAPANGAN USAHA) dan Nilai Ekspor dan Impor di Indonesia

Nama : Santi Rahmawati

Kelas  : 1EB19

NPM   : 2A214006

grafik laju pertumbuhan

Pengertian dari PDB (Produk Domestik Bruto) adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional.Lalu saya melihat data yang saya dapatkan,bahwa PDB  indonesia di bagi menjadi 2 yaitu PDB dan PDB tanpa migas(minyak dan gas),lalu ada data terakhir yang di keluarkan oleh BPS (Badan Statistik Pusat) dapat kita lihat bahwa PDB indonesia saat ini dari Triwulan I 2014  sampai Triwulan IV 2014 terus mengalami penurunan.Kalau PDB tanpa migas(Minyak dan Gas) dapat kita lihat bahwa PDB tanpa migas,pada Triwulan I 2014 juga mengalami penurunan namun pada Triwulan IV 2014,PDB tanpa migas mengalami peningkatan sekitar 0,5 persen dari Triwulan sebelumnya.

Lalu,dari data yang saya dapatkan lagi bahwa perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pada Tahun 2015 adalah 5,2 Persen ,Penjelasannya ada dibawah ini :

Laporan Bank Dunia: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pada 2015 Diperkirakan 5,2 Persen

 

Melemahnya Pertumbuhan Investasi dan Ekspor Berdampak Pada Perubahan  Proyeksi

Akibat melemahnya pertumbuhan investasi dan ekspor, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 diperkirakan mencapai 5,2 persen, sedikit di bawah proyeksi Bank Dunia yang dirilis Juli 2014 lalu, yaitu sebesar 5,6 persen.

Pertumbuhan ekonomi tahun 2014 diperkirakan mencapai 5,1 persen, lebih rendah dari 5,2 persen yang sebelumnya diperkirakan. Demikian terungkap pada laporan Indonesia Economic Quarterly, edisi Desember 2014, yang dikeluarkan Bank Dunia, berjudul Membawa Perubahan.

Pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat mengakibatkan turunnya harga-harga sejumlah komoditas Indonesia, selain juga memperkecil hadirnya peluang-peluang baru. Namun estimasi pertumbuhan yang mengecil ini dapat berbalik arah, bila investasi melampaui harapan pada tahun 2015.

“Pembelanjaan pasar domestik di Indonesia yang bertahan tinggi terus menopang pertumbuhan. Jika Indonesia memperkuat fondasi ekonomi yang lain dan memperkuat iklim investasi, Indonesia dapat mendorong kembali laju pertumbuhan yang lebih tinggi dan lebih pesat,” kata Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves di Jakarta.

Namun banyak tantangan lain yang harus dihadapi. Misalnya, sampai akhir bulan Oktober, penyerapan belanja modal Pemerintah (capital expenditure) hanya 38 persen dari persiapan pendanaan untuk tahun 2014 — jauh di bawah angka pada tahun 2012 dan 2013 untuk periode yang sama.

Defisit neraca berjalan berkurang, namun sedikit, yakni di angka USD 6,8 milyar atau 3,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan ketiga tahun ini. Penurunan secara bertahap diperkirakan akan terus berlangsung, dan defisit neraca berjalan diperkirakan mencapai 2,8 persen pada tahun 2015

Penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memberi dampak kepada inflasi, namun dampak tersebut bersifat sementara. Inflasi diperkirakan akan mencapai 7,5 persen pada tahun 2015, dan menurun pesat sebelum akhir tahun 2015, bila tidak ada gejolak lain.

Penghematan fiskal berjumlah lebih dari Rp100 Triliun dari penyesuaian harga BBM kini memberikan ruang kepada Pemerintah untuk menambah belanja publik bagi sektor-sektor yang prioritas, seperti pelayanan kesehatan. Indonesia  menghabiskan hanya 1,2 persen dari PDB untuk pelayanan kesehatan; salah satu alokasi kesehatan terendah bila dibandingkan negara-negara lain di dunia.

“Pembelanjaan yang lebih baik, termasuk untuk pelayanan kesehatan dan program-program perlindungan sosial, dapat mempercepat upaya pengentasan kemiskinan yang telah melambat beberapa tahun terakhir. Tanpa dukungan tambahan ini terhadap upaya pengentasan kemiskinan, tingkat kemiskinan di Indonesia – yang kini 11,3 persen – akan tetap berada di atas 8 persen pada 2018 sekalipun,” kata Ndiame Diop, Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia.

Nilai Ekspor dan Impor di Indonesia

Berikut ini adalah penjelasan nilai ekspor dan impor di Indonesia, yang saya dapatkan dari BPS (Badan Statistik Pusat) :

  • Ekspor Februari 2015 Mencapai US$12,29 Miliar

Nilai ekspor Indonesia Februari 2015 mencapai US$12,29 miliar atau mengalami penurunan sebesar 7,99 persen dibanding ekspor Januari 2015. Demikian juga bila dibanding Februari 2014 mengalami penurunan sebesar 16,02 persen. Ekspor nonmigas Februari 2015 mencapai US$10,40 miliar, turun 7,83 persen dibanding Januari 2015, demikian juga bila dibanding ekspor Februari 2014 turun 12,68 persen. Februari 2015 mencapai US$25,64 miliar atau menurun 11,89 persen dibanding periode yang sama tahun 2014, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$21,67 miliar atau menurun 9,22 persen.-Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari. Penurunan terbesar ekspor nonmigas Februari 2015 terhadap Januari 2015 terjadi pada perhiasan/permata sebesar US$230,1 juta (29,94 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar US$41,7 juta (56,13 persen). Ekspor nonmigas ke Amerika Serikat Februari 2015 mencapai angka terbesar yaitu US$1,19 miliar, disusul Jepang US$1,13 miliar dan India US$0,96 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 31,53 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,24 miliar. Februari 2015 turun sebesar 8,60 persen dibanding periode yang sama tahun 2014, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 14,83 persen, sementara ekspor hasil pertanian naik sebesar 2,37 persen.-Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan periode Januari. Februari 2015 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$4,16 miliar (16,21 persen), diikuti Kalimantan Timur sebesar US$3,50 miliar (13,65 persen) dan Jawa Timur sebesar U$3,23 miliar (12,61 persen).-Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada periode Januari

  • Impor Februari 2015 Mencapai US$11,55 Miliar

Nilai impor Indonesia Febuari 2015 mencapai US$11,55 miliar atau turun 8,42 persen dibanding Januari 2015. Demikian pula jika dibanding Februari 2014 turun 16,24 persen. Impor nonmigas Februari 2015 mencapai US$9,83 miliar atau turun 6,34 persen dibanding Januari 2015, sementara bila dibanding Februari 2014 turun 4,86 persen. Impor migas Februari 2015 mencapai US$1,72 miliar atau turun 18,70 persen dibanding Januari 2015, demikian pula jika dibanding Februari 2014 turun 50,26 persen. Nilai impor nonmigas terbesar Februari 2015 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai US$1,82 miliar. Nilai ini turun 10,29 persen dibanding impor golongan barang yang sama Januari 2015. Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Februari 2015 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai US$2,51 miliar (25,52 persen), Jepang US$1,26 miliar (12,79 persen), dan Thailand US$0,71 miliar (7,19 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 20,84 persen, sementara dari Uni Eropa 7,70 persen. Nilai impor golongan barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal selama Januari–Februari 2015 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing sebesar 14,59 persen; 15,88 persen; dan 16,05 persen.

Referensi:

http://www.bps.go.id/index.php#accordion-daftar-subjek3

http://uswatihasanah.blogspot.com/2015/03/laju-pertumbuhan-pdb-lapangan-usaha-di.html

http://www.worldbank.org/in/news/press-release/2014/12/08/indonesia-to-grow-by-5-2-percent-in-2015-world-bank-report

http://www.bps.go.id/Brs/view/id/1123

Tinggalkan komentar